Adat Ningkuk Menjelang Tahap Pernikahan
Ningkuk adalah sebuah tahapan acara adat istiadat/budaya tradisi suku Kayuagung yang sudah turun temurun sejak zaman nenek moyang serta berasal dari daerah asli kota Kayuagung tersebut.
Asal usul acara adat istiadat "Ningkuk" yang berasal dari daerah Kota Kayuagung yang artinya pemberian bantuan berupa uang tunai kepada keluarga mempelai pengantin pria dan wanita. Acara adat istiadat Ningkuk sudah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang. Sebelum waktu pelaksanaan Ningkuk ada tahapan yang harus dilakukan yaitu (Ngulom), Ngulom yang berasal dari Bahasa Kayuagung yang diartikan mengajak para warga setempat untuk datang menghadiri acara Ningkuk tersebut. Perkembangan acara Ningkuk dari zaman kezaman seiring waktu berjalan adat Ningkuk masih dilaksanakan oleh beberapa daerah saja. Zaman dulu masih kental akan adat istiadat suku Kayuagung, namun pada zaman sekarang sudah jarang diadakan adat istiadat Ningkuk. Adat Ningkuk sekarang hanya diadakan para warga yang masih melestarikan adat Kayuagung yang sudah turun temurun.
Tata cara Ningkuk yaitu hal pertama yang harus dilakukan sebelum diadakan acara Ningkuk ialah Bepuhom yang artinya mendiskusikan dan menentukan tanggal untuk mengadakan acara Ningkuk tersebut. Acara Ningkuk dilaksanakan dirumah mempelai pria dan wanita secara bergantian dengan jangka waktu dan tanggal yang sudah ditetapkan. Setelah ditentukan tanggal akan dilaksanakan nya, kemudian yang kedua ialah (Ngulom) yang artinya ialah mengajak para warga setempat untuk datang menghadiri acara Ningkuk tersebut. Pada saat Ningkuk para warga setempat memberi amplop yang berisi uang untuk diberikan kepada kedua mempelai, dan dicatat dibuku kemudian di (cah-cah) yang artinya disebutkan nama serta nominal yang tertulis pada amplop yang diberikan oleh warga, keluarga dan disaksikan kedua keluarga mempelai dan para warga setempat.
Pemberian nominal terbesar biasanya oleh kerabat terdekat antara kedua mempelai. Setelah itu hasil dari Ningkuk tersebut diberikan kepada keluarga mempelai untuk digunakan pada tahap menjelang pernikahan selanjutnya. Terakhir ialah mongan biye ialah menyantap hidangan yang telah disediakan. Makna yang ada pada Ningkuk ialah lambang dari serangkaian adat istiadat suku Kayuagung yang artinya para kedua mempelai pengantin akan mengadakan pernikahan dan para warga turut serta membantu para keluarga kedua mempelai agar terlaksananya acara tersebut.
Filosofi Ningkuk ialah;
Upaya pelestarian adat Ningkuk ialah;
Upaya ini dapat membantu menjaga dan melestarikan tradisi adat istiadat Ningkuk suku Kayuagung agar tetap hidup dan terus dilakukan oleh generasi berikutnya. Regenerasi masyarakat suku Kayuagung sekarang banyak yang sudah meninggalkan adat Ningkuk tersebut. Solusi supaya regenerasi masyarakat suku Kayuagung agar tetap melaksanakan adat istiadat tentang Ningkuk ialah dengan cara ikut berkontribusi serta berpartisipasi dalam proses acara tersebut sehingga bisa dilestarikan semana mestinya
Usongan Maju Adat Kayuagung
Di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering llir, terdapat sebuah tradisi yang disebut Usongan Maju. Usongan maju, tradisi unik bawaan pengantin perempuan di kayuagung dari generasi ke generasi, dengan maksud orang tua selalu berharap agar anak-anaknya tidak mengalami kesulitan dalam hidup. Mereka rela bekerja keras untuk memastikan kesejahteraan anak-anak mereka, termasuk saat melaksanakan tradisi pernikahan.
Tradisi ini melibatkan pengantin perempuan yang membawa barang bawaan dari keluarganya ke rumah pengantin laki-laki sebagai simbol pengorbanan dan dukungan keluarga. Prosesi Usongan Maju menjadi momen penting dalam resepsi pernikahan di masyarakat Kayuagung. Pengantin perempuan, setelah tiga hari menjalani rangkaian resepsi, akan dijemput oleh keluarga pengantin laki-laki.
Beragam barang dibawa oleh pengantin perempuan, mulai dari perabotan kamar seperti lemari, meja rias, hlngga kasur dan ranjang. Peralatan dapur seperti sendok, piring, dan wajan juga tidak luput dari daftar bawaan tersebut. Selain itu, pengantin perempuan juga membawa peralatan lainnya seperti gelas, termos, dan mangkok. Semua barang ini akan diperlihatkan kepada keluarga besar pengantin perempuan sebelum akhirnya dibawa ke rumah pengantin laki-laki dalam prosesi yang disebut Andon Tuwoi
Tradisi Usongan Maju tidak hanya melibatkan pengantin perempuan, tetapi juga melibatkan kedua belah pihak keluarga. Pengantin perempuan juga memberikan hadiah kepada mertuanya, yang dikenal sebagal Pedatong berupa peralatan makan dan tempat tidur. Perslapan untuk melaksanakan tradisi ini membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit, namun biasanya semua barang bawaan ini adalah hadiah dari keluarga pengantin perempuan. Tradisi Usongan Maju juga menjadi warisan budaya yang berkelanjutan, dimana hadiah-hadiah tersebut akan digantikan oleh keluarga berikutnya dalam prosesi pernikahan selanjutnya. Dengan demikian, tradisi Usongan Maju bukan hanya sekadar ritual pernikahan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan dukungan antaranggota keluarga dalam memulai kehidupan baru. Menyelami tradisi ini tidak hanya memerlukan kesiapan mental, tetapi juga kesiapan finansial yang matang.
2 Guru
8 Prestasi
12 Download
321312 Pengunjung